Dampak Kemarau Pasokan Beras Sukabumi Tersendat

Foto : Pedagang Beras di Sukabumi Kesulitan mendapat pasokan beras dari Sentra Produksi Padi Jampang

SUKABUMI, HeadlineJabar.com
Dampak kemarau panjang petani padi di Sukabumi tidak bisa menghasilkan beras. Tentu saja hal tersebut berimbas pada pengiriman ke toko dan kios beras di pasar tradisional Kota Sukabumi.

 

Khususnya sentra produksi padi Jampang yang memiliki kualitas baik, biasanya rutin melakukan pengiriman kini terhenti total karena tidak lagi bisa memproduksi beras.

“Kurang lebih dua bulan, kami tidak mendapat kiriman beras dari sentra produksi padi di Jampang. Akibat sawah-sawah di Jampang
kekeringan. Para petani tidak bisa menjual sisa padi yang mereka miliki, karena untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri,” kata H Hambali seorang penjual beras di Jalan Tipar Gede Kota Sukabumi, Kamis (5/11/2015).

Kiosnya sendiri, selama dua bulan terakhir untuk memenuhi persediaan beras kualitas menengah bawah, menerima pasokan beras dari tengkulak di daerah Cirebon dan Banjar. Beras dari Banjar dan Cirebon itu berjenis beras KW 2 dengan harga Rp9.500 per Kg dan jenis beras KW 3 yang biasa jual Rp9.000 per Kg.

Sementara untuk pengadaan beras berkualitas bagus, Hambali menerima barang dari Cianjur dan Kota Sukabumi. Dari para petani di Kota Sukabumi jumlahnya sangat terbatas karena areal pesawahannya  tidak terlalu luas. bebernya

Akibat langsung dari terhentinya pasokan beras dari Jampang, kata dia, terjadi kelangkaan yang menimbulkan kenaikan harga. Hambali menjual beras KW 1 dengan harga Rp11.000 per Kg dari harga semula Rp10.000 per Kg.

Beras IR KW menjadi Rp10.000 per Kg dari harga semula Rp9.000 per Kg, sedangkan harga beras merah menjadi Rp9.000 per Kg dan beras ketan Rp13.500 per Kg.

“Dengan adanya kenaikan harga  beras, omset toko kami mengalami penurunan. Biasanya saya menjual beras dalam sehari sampai 3 ton sekarang tinggal 2 ton,” terang Hambali.(rie)