Bale Panyawangan Diorama Tatar Sunda Purwakarta Destinasi Wisata Edukasi
Fasilitas Baru Multimedia Digital Book, Museumkan Foto-Foto Pengunjung
Foto : Pintu masuk Bale Panyawangan Diorama Purwakarta, Jawa Barat.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Bale Panyawangan Diorama Tatar Sunda Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjadi destinasi dan tawaran wisata edukasi tak terkalahkan selama ini. Khususnya bagi pelajar dan mahasiswa asal dalam maupun luar Purwakarta, kantor arsip yang didesain berbasis digital ini menjadi objek penelitian sejarah kesundaan paling menarik. Di tahun 2016 ini, Diorama Tatar Sunda Purwakarta memantapkan sarana dan fasilitas kenyamanan bagi para pengunjung.
Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat melakukan peresmian museum arsip Bale Panyawangan Diorama Tatar Sunda Purwakarta. Selain objek wisata edukasi, Diorama Tatar Sunda Purwakarta masuk ke dalam 9 titik keindahan di Purwakarta.(Redaksi)
Galeri arsip yang juga dikenal dengan Bale Panyawangan Diorama Purwakarta (BPDP) ini, usai mengupdate beberapa fasilitas terbarunya. Antara lain fasilitas sarana air minum siap saji dan digital book. Dengan kedua fasilitas baru ini, pengunjung lebih diistimewakan dan dibuat terkejut. Contohnya fasilitas multimedia baru digital book berisikan foto-foto pengunjung yang dimuseumkan. Hal yang menjadi kejutan, foto-foto diambil tanpa sepengetahuan pengunjung.
“Diorama Tatar Sunda ini disiapkan sebagai fasilitas edukasi untuk anak-anak sekolah. Mereka akan diajak untuk menggali sejarah lewat media-media menarik dan menyenangkan. Di diorama, pelajar dan pengunjung lain bisa belajar melalui indera penglihatan, pendengaran dan imajinasi,” terang Kepala Kantor Arsip Daerah Purwakarta Nina Meinawati.
Dengan dua fasilitas baru air minum siap saji dan multimedia digital book, papar Nina, pengunjung bisa merasakan langsung keistimewaan berlebih dari museum arsip ini. Setelah lelah berkeliling diorama, pengunjung diperkenankan beristirahat dan minum air. Selebihnya, mereka akan tidak sadar sudah dipotret oleh pemandu.
Foto : Di dalam Galeri arsip yang juga dikenal dengan Bale Panyawangan Diorama Purwakarta (BPDP) ini, terdapat fasilitas Multimedia Digital Book berisikan foto-foto pengunjung Diorama Tatar Sunda Purwakarta yang dimuseumkan.(Redaksi)
“Nanti fotonya muncul di digital book yang sudah disiapkan. Jadi foto-foto yang dimuseumkan di diorama bukan saja tokoh sejarah maupun pejabat pemerintah. Dengan multimedia baru ini, jangan salah foto-foto para pengunjung diorama dari berbagai kelompok disimpan dalam museum. Foto-foto ini diupdate selama satu minggu sekali,” tambah Nina.
Dengan fasilitas dan sarana baru ini, pihaknya berupaya terus memberikan sesuatu informasi kearsifan terbaru dan tidak membosankan. Nina mengharapkan, dengan metode transformasi baru wawasan di diorama, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum kembali melek sejarah.
“Pemkab Purwakarta menjadikan Diorama Tatar Sunda Purwakarta ini sebagai destinasi wisata edukasi dan pendidikan sejara. Tidak kaku, serba digital, dan siapa saja yang masuk ke dalam diorama indera motorik dan imajinasinya akan terangsang untuk lebih semangat belajar sejarah,” papar Nina.
Foto : Rombongan Belajar para pelajar kelas 2 IPS SMPN 1 Purwakarta tengah berfoto di Bale Panyawangan Diorama Tatar Sunda Purwakarta.(Redaksi)
Di samping kemajuannya, pengelola diorama tidak akan membiarkan pengunjung jalan-jalan sendiri. Setiap rombongan pengunjung akan dipandu guna ketertiban dan penjelasan seputar materi setiap galeri. Nina mengimbau, sekolah yang berniat datang diperkenankan mengirimkan paling banyak satu kelas atau rombongan belajar.
“Pemandu akan disibukkan pada saat rombongan datang lebih dari 40 orang. Untuk satu pemandu diorama, hanya bisa melayani 15 orang pengunjung. Namun, imbauan ini baru bisa dilaksanakan secara bertahap. Karena pejabat kantor arsip sering turun tangan melakukan pemanduan. Intinya, semua dilakukan untuk kenyamanan,” papar Nina.
Operator dan Pemandu BPDP Edi Rasadi menuturkan, sejak diresmikan Februari 2015 sampai akhir Januari 2016, pengunjung Diorama Tatar Sunda Purwakarta dari berbagai klasifikasi kelompok terdata lebih dari 32 ribu orang. Dengan luas 500 meter persegi, diorama menampung sampai 45 pengunjung persatu rombongan.
Foto : Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Kota Cirebon, Jawa Barat, saat mengunjungi Bale Panyawangan Diorama Tatar Sunda Purwakarta, Kamis (9/4/2015) lalu. Kedatangan rombongan Bapusipda Kota Cirebon itu tak lain untuk belajar tata kelola kearsipan yang baik.(Redaksi)
“Selain dengan beberapa fasilitas baru, agar lebih mudah pengunjung yang berencana datang ke diorama dapat membuka website dan mengontak person operator. Lebih mudah, dan tidak memakan waktu. Untuk jadwal kami siapkan di hari Senin – Jumat untuk pelajar dan rombongan luar kota. Sabtu – Minggu, kami siapkan untuk pengunjung keluarga, perorangan dan masyarakat umum. Di hari-hari biasa kami juga melayani pengunjung umum lokal, asal datang di atas 20 orang,” tutur dia.
Wali Kelas dan Guru IPS SMPN 1 Purwakarta, Heri Kusnandar SAg mengaku sudah empat kali membawa rombongan belajar sekolahnya berkunjung ke diorama. Sekali berkunjung, Heri membimbing 40 siswanya untuk belajar sejarah di Diorama Tatar Sunda. Hal ini dilakukan guna memupuk semangat, ide baru, inovasi, merangsang kemampuan berpikir imajinasi peserta didik.
“Diorama ini membantu kami dalam menyampaikan metodi pembelajaran di luar kelas. Sejarah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan museum. Museum sebagai institusi pendidikan. Kami mengajak siswa berkunjung, untuk mengamati objek sejarah dan menjadi bahan ingatan mereka,” tutup Heri.(adv)
Editor : Dicky Zulkifly