Meski Menantang Maut, Nelayan Plara Nekat Melaut

Foto : Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, nelayan pelabuhanratu tetap melaut meski cuaca sedang buruk.

SUKABUMIheadlineJabar.com

Meski cuaca buruk namun nelayan Palabuhanratu (Plara), Kabupaten Sukabumi Jawabarat tetap nekat melaut. Alasannya mereka sederhana saja, yaitu untuk mengais rejeki dan menghidupi keluarganya walau harus menantang maut.

“Sudah sebulan ini pendapatan minim, dikarenakan ikan yang didapat sangat sedikit, sehingga untuk menutupi biaya melaut, kadang tekor,” beber Surya Adi salah seorang nelayan,  kepada headlineJabar.com, Kamis (17/2/2016).

Baca Juga  BI: Investasi Dorong Pemulihan Ekononi Jabar

Hasil memancing di jual di Perusahaan yang berada di dermaga. Biasanya, nelayan jika tidak memiliki modal untuk melaut, akan diberikan modal terlebih dahulu oleh Perusahaan. “Ikan yang didapat dilaut, langsung dijual di PT yang terdapat didermaga, terkadang untuk modal melaut kalau tidak punya uang diberi modal oleh perusahaan tersebut,” tuturnya.

Baca Juga  Pemakaian Pertalite dan Pertamax Meningkat 30 Persen

Biasanya dari hasil melaut, bisa mendapatkan 3 – 4 juta rupiah dari hasil memancing ikan layur, namun saat ini pendapatan tidak menentu, bahkan tidak mendapatkan sama sekali. “Biasa dapat 3 sampai 4 juta, tapi karena cuaca saat ini kurang baik, kadang dapat kadang juga tidak,” lanjutnya.

Sama halnya diungkapkan Dede Indra, nelayan yang satu ini juga merasakan penurunan penghasilan melautnya,” Akibat angin kencang dan gelombang besar hasil yang didapat sangatlah sedikit dalam satu bulan terakhir, kadang untuk biaya sehari – hari saja sudah gak cukup,” ucapnya.

Baca Juga  Dorong Industri Berinovasi di Masa Pandemi COVID-19

Dari hasil informasi, hasil tangkapan yang didapat, langsung dijual ke beberapa perusahaan importer di dermaga Palabuhanratu untuk dikirim ke negara korea, saat ini karna sulit dapat ikan dan cuaca buruk, harga ikan mencapai 51 ribu rupiah per kilogramnya. (rir)