Solusi Krisis Ekonomi, Tekan Masuknya Barang Impor dari Luar Negeri

KH Fajar Laksana tampak tengah bersalaman dengan Sekdakot Sukabumi Hanafi Zain

SUKABUMI, HeadlineJabar.com
Pemerhati Ekonomi Rakyat asal Sukabumi KH Fajar Laksana merasakan keresahan terhadap dampak kenaikan dolar yang kini mencapai Rp14.400/perdolar AS, jika dibiarkan terus menerus daya beli masyarakat akan melemah. Dengan begitu perekonomian Negara kita semakin merosot.

“Pemerintah jangan diam saja, dengan kondisi ekonomi saat ini, pemerintah dituntut berani untuk membatasi barang-baranag dari impor dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri,” ujar Fajar dari Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi (STIE) Pasim Sukabumi Fajar Laksana  ketika dihubungi melalui telepon selulernya.

Baca Juga  Bangkitkan Ekonomi Masa Pandemi dengan Beli Produk UMKM

Selain itu, Fajar menyarankan, pemerintah juga harus mendesak kepada perbankan baik perbankan yang sifatnya Badan Usaha milik daerah ataupun swasta untuk gencar mengelaurkan kredit bagai pelaku usaha. Artinya dengan begitu peaku usaha bisa tetap bertahan dalam kondisi lemahnya rupiah saat ini.

“Berikan suntikan dana kepada pelaku usaha kecil agar mereka tidak terlalu merasakan imbasnya, karena ada penguatan modal. Meskipun secara pribadi saya belum menemukan pelaku usaha yang gulung tikar akibat terpengharuh oleh naiknya dolar,” terangnya.

Baca Juga  Manfaatkan Kepercayaan Negara Maju Untuk Tingkatkan Investasi

Begitu juga, lanjut Fajar, SKPD terkait dalam hal ini Dinas Koperasi Prindutrian dan Perdagangan jangan cuman hanya nama lembaga yang mengurusi segala permasalah para pelaku usaha dan koperasi saja, namun dituntut untuk bergerak juga untuk melakukan pembinaan dalam penguatan para pelaku UMKM.

“Bantuan modal usaha bisa disaluirkan lewat koperasi, tapi koperasi yang benar-benar sehat, bukan koperasi jadi-jadian,” tandasnya.

Baca Juga  Komitmen ACE Hardware Purwakarta Serap 70 Persen Karyawan dari Warga Lokal

Dolar yang saat hampir tembus Rp15 ribu jangan dianggap sepele, pasalnya, kata Fajar, kalau kita flashback kebelakang, masih ingatkah waktu jaman Presiden Soeharto dulu, dolar yang tembus Rp16 ribu, perekonomian di Indonesia sudah tidak bisa diselamatkan, kejadian rusuh terjadi dimana-mana., dan ujung-ujungnya secara poltik Soeharto dituntut untuk turun.

”Nah bagaimana jika nantinya dolar tembus diangka Rp16 ribu, apakah kita takut dan bagaimana nasib presiden nantinya,” pungkasnya.(rie)