Tingkat Produksi Padi Di Kota Sukabumi Masih Aman

Ist. Lahan Pertanian Sawah alamj Kekeringan

SUKABUMI , HeadlineJabar.com
Meski musim kemarau beberapa pekan melanda Sukabumi, namun Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Sukabumi mengklaim tingkat produksi padi perhektare masih relative stabil meski beberap lahan terdapat kekeringan, bahkan tingkat produksi masih diatas rata – rata produksi di Jawa barat.

“Meski terjadi penurunan tingkat produksi padi, namun tidak terlalu signifikan, yaitu sekitar 6,7 ton. Tingkat produksi bisa dikatakan masih di atas rata-rata target produksi di Jawa Barat,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi Ate Rahmat.

Dalih Ate terbilang cukup masuk akal mengingat meski terjadi kekeringan masih ada petani yang melakukan panen. Tapi Ate tak memungkiri jika pasokan air rada tersendat.Relatif stabilnya tingkat produksi, menurut Ate, tak terlepas juga tak serentaknya para petani menanam padi. Sehingga, saat musim panen pun tak serentak. “Sebetulnya, adanya penurunan tingkat produksi itu tak hanya karena faktor cuaca saja, tapi bisa juga disebabkan serangan hama atau akibat benih yang kurang penyemaian saat musim tanam,” beber Ate.

“Kalau dibilang normal sih tidak karena masih ada yang mengalami kekurangan air untuk sektor pertanian. Tapi setidaknya meskipun di saat kemarau seperti ini ternyata masih ada petani yang melakukan panen,” imbuhnya.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi, luasan lahan sawah yang terdampak kekeringan sekitar 28 hektare. Sebagian besar lahan tersebut berada di Kecamatan Cibeureum, yang notabene berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi.

“Kita patut bersyukur, kekeringan saat ini tak terlalu banyak berpengaruh terhadap sektor pertanian. Hanya saja ada lahan yang terancam sekitar 28 hektare dari luasan lahan keseluruhan 1.538 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi Kardina Karsoedi kepada Media Indonesia, belum lama ini. 

Dengan kondisi saat ini, lanjut Kardina, secara produktivitas tidak terjadi degradasi signifikan. Artinya, produksi padi masih relatif stabil, tidak sampai mengganggu tingkat produktivitas.

“Tingkat produktivitas padi d Kota Sukabumi itu sekitar 8 ton per haktare. Jika menghitung luasan lahan yang terancam, dampak kekeringan itu diprediksi hanya mengganggu sekitar 6,7 persen tingkat produktivitas,” ucapnya.   

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah mengimbau para petani untuk mengantisipasi potensi terjadinya ancaman kekeringan. Utamanya ancaman di lahan-lahan persawahan yang membutuhkan banyak pasokan air.

“Kami sudah menyarankan kepada para petani untuk tidak menanam komoditas yang membutuhkan air banyak saat musim kemarau saat ini. Kalaupun ada petani yang sudah menanam, kami ingatkan agar melakukan pemompaan di air permukaan,” tambahnya.

Upaya antisipasi terjadinya kekeringan sudah mulai disiapkan sejak memasuki musim kemarau. Termasuk memberikan sosialisasi kepada para petani melalui kelompok-kelompok tani menyangkut upaya-upaya penanganan.

“Antisipasi tentunya kami lakukan karena musim kemarau itu kan seperti rutin terjadi setiap tahun. Dengan adanya upaya sosialisasi itu makan timbul sinergitas dalam melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekeringan,” tandas Kardina.(rie)