Pastikan Wartawan Pokja Depok Tak Terlibat dalam Dugaan Serangan Pesantren

Foto : Logo Pokja Wartawan Kota Depok

DEPOK, headlinejabar.com

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Depok, Hidayatul Mulyadi memastikan tidak terlibat dalam dugaan aksi penyerangan sekelompok orang tak dikenal yang disertai intimidasi terhadap Pesantren Mutiara Bangsa di Jalan Joglo Kukusan Kota Depok, Jawa Barat, pada Selasa (15/3/2016) lalu.

“Kami sudah cek ke semua anggota Pokja terkait permasalahan ini. Hasilnya tak ada satupun anggota Pokja yang terlibat aksi penyerangan tersebut,” ujar Hidayatul Mulyadi kepada headlnejabar.com di Kota Depok, Jumat (18/3/2016).

Baca Juga  Kapolri Apresiasi Kinerja Bareskrim Ungkap Prostitusi

Dia menegaskan, anggota Pokja Wartawan Depok tidak mungkin terlibat dalam kasus penyerangan yang berdampak merugikan pihak lain. Sebab, kata dia, anggota Pokja memegang teguh etika profesi kewartawanan dan kode etik jurnalistik.

Seperti diketahui, pada Selasa lalu sekelompok orang tak dikenal menyerang pesantren tersebut dan mengintidimasi para santri dan beberapa ustad untuk mengosongkan lahan tersebut.

Baca Juga  Lindungi Hak-hak Pekerja, BPJamsostek MoU dengan Kejari Purwakarta dan Subang

Dikabarkan, lahan tempat pesantren itu berdiri hingga saat ini masih menjadi sengketa dari dua pihak yang mengklaim sebagai pemilik sah. Adapun sengketa lahan telah bergulir sejak 2006 yang lalu.

Dari pihak pesantren, mengakui selain adanya puluhan pria tak dikenal, terdapat beberapa orang mengaku dari wartawan yang bertugas di Polres Kota Depok sambil membentak para santri untuk memperlihatkan identitas mereka.

Baca Juga  Pemilu Serentak di Purwakarta Kondusif

Hidayatul menyayangkan ada oknum wartawan yang mengaku-ngaku sebagai wartawan Polres Kota Depok dalam peristiwa tersebut, sehingga mencoreng nama baik wartawan yang bertugas di Polresta Depok.

“Kami sudah klarifikasi ke pihak pesantren dan juga Polresta Depok bahwa tidak ada anggota Pokja Wartawan Depok yang terlibat saat insiden tersebut. Kedua pihak kami rasa sudah mengerti dan memaklumi,” tutup Hidayatul.(yog/dzi)