Festival Banyumasan Purwakarta Sajikan Kolaborasi Seni Sunda dan Jawa
Foto : Festival Banyumasan, Tema Sunda-Jawa terpilih untuk diangkat dalam Festival Banyumasan
Sebagai Bukti Sunda dan Jawa Dapat Bersatu
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Setelah minggu kemarin sukses dengan peresmian Taman Sri Baduga yang menyajikan tarian kolosal, kini Purwakarta kembali menghelat kegiatan bernuansa kolosal. Tema Sunda-Jawa terpilih untuk diangkat dalam Festival Banyumasan, Sabtu (16/1/2016) bertempat di Lapang Sahate Purwakarta.
Ki Enthus Susmono yang hadir memainkan lakon ‘Gatot Kaca Kelana Jaya’ mengatakan, sejak awal dirinya mengetahui Kabupaten Purwakarta dipimpin melalui spirit kebudayaan dengan implementasi dari nilai-nilai seni Indonesia hingga dunia, maka tidak sebenarnya tidak akan ada Indonesia jika tidak ada kebudayaan termasuk tidak akan ada Purwakarta jika tiada kebudayan.
“Puncak dari semua itu kan kemahatunggalan Allah SWT, jangan dikira dalang tidak memahami Ketauhidan ya. Kang Dedi juga kan dalang,” kata Enthus.
Ki Enthus pun berujar bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ini sarat makna. Menurutnya kegiatan ini sebagai bukti bahwa Kebudayaan dapat mempersatukan semua suku bangsa di Nusantara apalagi Purwakarta telah banyak melakukan kegiatan berbasis seni dan buday.
“Orang Jawa di Purwakarta juga kan banyak, malam ini menjadi bukti bahwa Sunda dan Jawa dapat bersatu, tidak seperti mitos selama ini yang seolah berseberangan,” ujar Enthus.
Bukti dari persatuan ini terlihat dari antusiasme warga masyarakat yang hadir, Saad (45) yang datang bersama keluarganya menuturkan bahwa dirinya merasa senang dan terhibur karena dapat berbaur dengan masyarakat Sunda Purwakarta menyaksikan kesenian kolaborasi wayang golek dan wayang kulit. Saad yang asli keturunan Banyumas ini mengaku rindu kampung halaman setelah melihat pertunjukan seni. “Rindu sekali untuk pulang, sudah lima tahun di Purwakarta,” Kata Saad
Ditemui ditempat yang sama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan bahwa Festival Banyumasan sengaja dihelat untuk menciptakan ruang persaudaraan Sunda dan Jawa yang lebih luas. Bupati yang selalu tampil nyentrik dengan pakaian khas sunda ini pun mengatakan banyak filosofi kehidupan yang mirip antara Sunda dengan Jawa.
“Orang Jawa itu kan dimana-mana bersaudara, ada di Kalimantan mereka bersaudara, ada di Sumatera mereka bersaudara, termasuk ada di Sunda mereka bersaudara,” pungkas Dedi.(dzi)