Kyai Aceng Ciganea Wafat, Bupati Dedi Berduka
Foto : Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi saat menghadiri shalat jenajah pengasuh pondok pesantren Assalaf Ciganea, KH. Aceng Husein Nurseha
PURWAKARTA, HeadlineJabar.com
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menyampaikan turut berduka atas meninggalnya pengasuh pondok pesantren Assalaf Ciganea, KH. Aceng Husein Nurseha (56). Dedi menyempatkan melayat dan ikut mensholatkan jenazah di pesantren milik almarhum di kampung Ciganea bawah, desa mekargalih kecamatan Jatiluhur, Sabtu (19/12).
Dedi bercerita jika semasa hidupnya kyai yang dikenal menjaga pengajian tradisionalnya ini cukup akrab dengan dirinya. Salah satu contoh pengajian yang dianggap mempertahankan ketradisionalannya adalah pengajian yang tak pernah menggunakan pengeras suara semacam sound Systems. Termasuk juga dalam mengumandangkan adzan saat waktu memasuki jadwal shalat.
Dari sisi kultur Sunda, Kyai Aceng menurut Dedi merupakan kyai tradisional generasi kedua setelah Ama Ciganea ayahandanya, keduanya tetap mempertahankan dan sudah menyatu dengan nilai-nilai budaya Sunda.
“Kalau mau jujur, keberadaan Kyai Aceng ini dan pesantrennya Assalaf, sangat kontekstual dengan nilai budaya Sunda yang mengajarkan kelembutan dan mengandalkan kekuatan hati,” ungkap Dedi.
Sebelum meninggal dunia, almarhum divonis dokter terkena serangan jantung. Sempat dirawat di bayu asih dan kemudian dirujuk dan dirawat di Hasan Sadikin. Selama itu pula Pemkab melalui jaminan kesehatan purwakarta istimewa (Jampis) membantu biaya perawatan almarhum.
Mewakili Pemkab Purwakarta, Dedi merasa kehilangan atas wafatnya almarhum. Setelah mensholatkan almarhum di masjid tradisinya, Dedi menyambangi rumah duka yang bersebelahan dengan masjid pesantren. Menemui Istri almarhum dan keluarganya, Dedi mengucapkan bela sungkawa.
“Saya atas nama pribadi dan Pemkab purwakarta ikut berduka, mudah2an almarhum ditempatkan disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan bisa menerima dengan sabar dan tabah”, tutup Dedi.
Rencananya, almarhum akan dikebumikan sore ini tak jauh dari lingkungan pesantren. Sejak berita meninggalnya kyai Ajeng, ribuan jamaah bergantian menyokatkan almarhum dan melayat ke rumah duka.(ays)