Lestarikan Permainan Tradisional, Ratusan Anak di Purwakarta Ikuti Festival Layang-Layang

Foto : Ratusan siswa sekolah dasar di Purwakarta, siang hingga sore Sabtu (6/8/2016) kemarin berkumpul di Lapangan Cihideung Pasawahan Purwakarta.(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ratusan siswa sekolah dasar di Purwakarta, siang hingga sore Sabtu (6/8/2016) kemarin berkumpul di Lapangan Cihideung Pasawahan Purwakarta. Mereka hadir dalam kapasitas sebagai peserta Festival Layang-Layang tingkat Kabupaten Purwakarta yang diselenggarakan oleh Komunitas Lodaya Ngapak 212. Komunitas yang berkantor di Desa Kertajaya Pasawahan ini menginisiasi festival dalam rangka melestarikan permainan tradisional terutama layang-layang.

Ketua Komunitas Lodaya Ngapak 212 Dadan Setiabudi mengatakan, pihaknya sengaja mengadakan acara ini untuk memberi kesan positif terhadap permainan tradisional yang telah lama ada. Saat ini, gencarnya kampanye permainan berbasis teknologi informasi membuat permainan tradisional semakin tersingkir.

Baca Juga  Kades Cianting Purwakarta Sedih, Pasal Penting Perbub Desa Berbudaya Dibantai

“Acara ini menjadi penegas saja, selama ini karena banyak permainan modern, justru permainan tradisional selalu diabaikan. Kami ingin mengubah mind set itu dalam benak masyarakat, permainan tradisional terutama layang-layang yang kami usung ini menyenangkan kok. Kalau masih saja ada anggapan bahwa permainan ini kampungan, saya kira itu karena kurang piknik saja,” ujar Dadan.

Dadan berharap acara ini dapat menjadi event tahunan di Purwakarta karena dapat menjadi ajang seleksi bagi para pemain layangan baik anak – anak maupun dewasa untuk mengikuti jenjang event yang lebih tinggi yakni tingkat Provinsi, Nasional bahkan Internasional.

“Kalau berharap harus seperti main layangan kan ya, jadi harus setinggi langit. Tetapi itu bukan sekedar harapan. Kalau kita konsisten menyelenggarakan ini setiap tahun, maka bisa jadi ajang seleksi, terlebih Indonesia pernah menjadi juara dunia Festival Layang-Layang tingkat Internasional di Brazil. Artinya, permainan layang-layang sangat potensial untuk dikembangkan,” kata Dadan.

Baca Juga  Jawa Barat Butuh Konektivitas Wilayah Utara dan Selatan

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purwakarta Anne Ratna Mustika yang turut hadir di lokasi acara mengamini pernyataan Dadan. Ambu begitu dia disapa menyatakan keprihatinannya saat entitas keluarga tidak mampu membendung permainan modern yang tidak produktif terhadap pertumbuhan fisik dan psikologi anak. Ia mengatakan permainan tradisional jauh memiliki implikasi positif dibandingkan dengan permainan berbasis teknologi informasi yang hari ini merebak.
 
“Kalau main play station atau game online, tubuh anak-anak tidak bergerak, tetapi kalau bermain layang-layang, saat layangan putus, mereka semua berlari mengejar layangan. Tubuh mereka bergerak. Juga tentu saja terbangun jiwa sportifitas, saat layangan putus berhasil diambil kawannya, mereka harus merelakan, jadi tidak bisa hanya ingin menang sendiri,” pungkas istri Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tersebut.

Baca Juga  Pemuda Purwakarta Siap Hadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0

Selain Festival Layang-Layang yang dinilai dari cara menerbangkan dan membuat simpul tali layangan agar terbang stabil di udara yang diikuti oleh 150 pelajar Sekolah Dasar,  acara ini juga menghadirkan Lomba Mewarnai Layang-Layang yang diikuti oleh 50 pelajar Sekolah Dasar. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun turut hadir dan bermain layang-layang bersama seluruh peserta.(*)

Editor : Dicky Zulkifly