Patung Arjuna di Situ Wanayasa Purwakarta Hangus Dibakar

Foto : Patung Arjuna Memanah di areal Situ Wanayasa hangus terbakar. Diduga, patung ini dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab. Kasus ini, tengah didalami Polres Purwakarta

PURWAKARTAheadlinejabar.com

Patung Arjuna Memanah di areal Situ Wanayasa dibakar pihak tak bertanggung jawab, Kamis (11/2/2016). Patung yang terbuat dari bahan fiber simbol Pemerintah Kabupaten Purwakarta itu, diduga dibakar oleh sekitar pukul 04:00 WIB dini hari tadi. Patung Arjuna itu, terlihat hangus terbakar.

Saat ini, kasus masih didalami oleh pihak Polres Purwakarta karena pengrusakan fasilitas bisa dimasukkan sebagai tindakan pidana. Berdasarkan keterangan dari pihak Polres Purwakarta, pelaku disinyalir melakukan aksinya saat jalanan dalam kondisi sepi warga dan pengendara. “Kami masih mendalami kronologinya,” kata Kapolres Purwakarta, AKBP Trunoyudo Wisnu.

Peristiwa ini sungguh mengejutkan, karena Purwakarta yang saat ini terkenal dengan berbagai ornamen patung hias dan budaya di arsitektur kotanya justru baru saja mendapatkan apresiasi budaya dari berbagai pihak. Salah satunya penghargaan Anugerah Budaya dari Persatuan Wartawan Indonesia yang baru saja diberikan pada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Selasa (9/2/2016) lalu. Anugerah Budaya sebagai kepala daerah yang pro budaya ini diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada Dedi Mulyadi karena mampu melestarikan kebudayaan dengan keteladanan yang partisipatoris.

Patung-patung tokoh pewayangan yang merupakan representasi budaya dalam menghias kota Purwakarta, memang selalu menjadi sasaran pengrusakan sekelompok orang. Pada September 2011 lalu, sekelompok massa merusak berbagai patung kultural dari tokoh pewayangan di Purwakarta. Patung Gatot Kaca di Parapatan Comro, patung Semar di Pertigaan Bunder, dan patung Bima di Jalan Baru jadi targetnya.

Gabungan massa yang mengaku berasal dari Ormas Islam dan Forum Ulama Purwakarta waktu itu menganggap bahwa pendirian patung tidak merepresentasikan keislaman dan menyamakannya sebagai tindakan musyrik. Mereka melakukan long march dengan membawa berbagai peralatan seperti tambang dan palu, para perusak bergerak setelah acara istighasah di Masjid Agung, Purwakarta.

Di Purwakarta sendiri, tak hanya patung-patung kultural pewayangan saja yang didirikan untuk menghias kota. Di simpang Jalan Sudirman berdiri patung Jendral Sudirman, di perempatan Jalan Veteran – Jalan Taman Pahlawan juga berdiri dua patung besar Soekarno dan Hatta sebagai penghias kota. Anehnya, patung-patung ini tidak pernah diusik keberadaannya.(dzi)