Arti Sumpah Pemuda di Mata Mojang Indri
Foto : Mojang Indri Yunita. Gadis lahiran Purwakarta 17 Januari 1995 ini memandang, rasa semangat memang perlu.
MENGISI waktu muda, tidak semudah yang dikatakan. Terkadang, momen-momen muda menjadi fatamorgana. Keindahan fana, tipuan dan menghasut kegagalan di masa depan. Motivasi dan tekad Mojang Pinilih Purwakarta ini, menjadi gambaran. Jika waktu muda, adalah masa-masa keemasan yang penuh dengan potensi.
Berbicara momentum sumpah pemuda, Mojang Pinilih bernama lengkap Indri Yunita memandang, momen untuk mengupgrade kembali diri secara simbolis. Mengenai semangat dalam memperjuangkan sesuatu secara pribadi dan kepentingan banyak.
“Secara pribadi misalnya berjuang untuk mencapai cita-cita, yang tentunya untuk terus mendukung kemajuan Indonesia. Di situ kita kembali mengingat kapabilitas diri kita. Sejauh mana kita telah melakukan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk tanah air kita sendiri,” papar Mojang Indri Yunita.
Gadis lahiran Purwakarta 17 Januari 1995 ini memandang, rasa semangat memang perlu. Bahkan semangat tersebut diterapkan setiap hari. Bahkan, semangat tersebut yang melandasi Indri, berdisi sebagai Mojang Pinilih Purwakarta.
“Nah, di momentum sumpah penuda ini, setidaknya kita menyempatkan diri untuk terus meningkatkan dan mengekspresikan rasa semangat kita secara simbolis dlm berbagai bentuk kegiatan yang banyak dilaksanakan di berbagai tempat,” ucap alumnus SMAN 1 Purwakarta ini.
Mahasiswi Universitas Komputer Indonesia ini, berpesan kepada seluruh unsur pemuda jika seluruh rangkaian kehidupan dijabarkan dalam sebuah proses yang disebut waktu.
“Ingat selalu diproses mana kita sekarang ini. Karena hanya dimensi waktu yang tidak akan bisa diulang secara berkala. Keluarga, teman dan lingkungan bukan faktor utama. Diri kitalah yang menjadi sumber atau potensi masa depan,” pesan Indri.
Meski demikian, Indri mengaku termotivasi dengan historis kehidupannya selama ini. Yang mana, ungkap gadis cantik yang lahir dari pasangan Dace Suyatnan dan Aminah ini, dari sejak lahir belum pernah melakukan sesuatu yg berharga bagi daerah tercinta, Purwakarta.
“Nah di mojang jajaka ini semoga bisa menjadi tempat untuk Indri bisa mengembangkan potensi diri dan berkontribusi untuk daerah tecinta Purwakarta, khususnya pariwisata. Kedua, Indri ingin menambah pengalaman dan tentunya membahagiakan kedua orang tua,” ungkapnya.
Perjuangan hidup, menurutnya tidak gampang. Harus rela menghabiskan waktu dan tenaga untuk bisa mengikuti seluruh rangkaian acara Moka dari awal sampai akhir. Karena saat ini lagi studi di Bandung, jadi harus bulak balik Purwakarta Bandung dan ada mata kuliah yang terpaksa ditinggalkan karena karantina.
Meski demikian, gadi yang tinggal di Jl Ir H Djuanda No 6 RT 16 RW 04 Jatiluhur ini memiliki cita-cita cukup tinggi. Salah satunya menjadi public relations officer di perusahaan multinasional. Jika dilihat, motto hidup “be confident in our own skin, do the best and believe nothing but God’s plan” menguatkan tekad si bungsu ini.
“Awalnya Indri hanya percaya untuk melakukan semua yang terbaik dan serahkan hasil akhirnya pada Allah. Dan ini juga masih gak nyangka bisa jadi pinilih,” ungkap Indri.
Di momen sumpah pemuda, Indri mengaku belum meraih pencapaian maksimal. Tetapi akan terus berjuang mencari jalan dan pengalaman. Indri kebanyakan bergerak di bidang modelling. Dia pernah ikut Hilo Green Ambassador Tahun 2013 dan masuk sebagai semifinalis di Kota Bandung. Terakhir sebelum ikut Pasanggiri Mojang Jajaka Purwakarta 2015, ia ikut serta jadi mojang Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Yang tentunya itu menjadi hal yang membanggakan karena bisa ikut serta tampil di acara tingkat internasional seperti itu dan bertemu orang-orang hebat dari dalam maupun luar negeri,” tutupnya.(dzi)