Jawa Barat Butuh Konektivitas Wilayah Utara dan Selatan

Foto : Cawagub Jabar Dedi Mulyadi menilai Jawa Barat membutuhkan konektivitas antara bagian utara dan selatan.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi menilai Jawa Barat membutuhkan konektivitas antara bagian utara dan selatan.

Selama ini, kata dia, pembangunan infrastruktur terlalu banyak dilakukan di wilayah utara. Sementara wilayah Jawa Barat bagian selatan relatif tertinggal. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut berlangsung lebih lambar dibandingkan daerah utara.

“Masalah di Jabar Selatan itu konektivitas. Ini belum terkoneksi sepenuhnya dengan wilayah utara Jawa Barat. Misalnya daerah Cidaun, Pelabuhan Ratu, Cianjur Selatan dan Garut Selatan. Akses menuju wilayah tersebut belum sempurna,” kata Dedi di Purwakarta, Sabtu (3/3/2018).

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat tersebut memastikan, pemerataan pembangunan di Jabar Selatan akan ia mulai Tahun 2019. Tentu saja, jika dirinya berhasil terpilih dalam kontestasi Pilgub Jabar pertengahan tahun ini.

Baca Juga  Akhir Ramadan, Dua Pemain Muda Persib Datang ke Purwakarta

“Kami sudah memiliki perencanaan matang untuk itu. Saya pastikan siap melaksanakan kegiatannya pada Tahun 2019,” katanya.

Meski masih enggan merinci jenis programnya, Dedi Mulyadi menjelaskan jalan lingkar selatan harus terkoneksi sampai daerah Bogor dan Pangandaran. Selain itu, jalur tersebut juga harus terhubung ke utara sampai tol Cipali.

“Garut, Tasik, Bogor, Sukabumi, Pangandaran sampai Ciamis itu harus terhubung ke jalur tol Cirebon,” jelasnya.

Efek Domino

Integrasi pembangunan infrastruktur tersebut menurut Dedi Mulyadi akan melahirkan efek domino. Selain melahirkan mobilitas ekonomi yang massif, langkah tersebut juga berefek pada terisinya kantong-kantong daerah pariwisata.

Baca Juga  Festival Takbir dan Kreasi Tabuh Bedug Ajang Silaturahmi Tahunan Desa Cirangkong Purwakarta

“Syarat bagi mobilitas ekonomi itu infrastruktur. Syarat bagi industri pariwisata juga infrastruktur. Kalau semua wilayah terkoneksi, denyut pembangunan akan terjadi di seluruh Jawa Barat,” ujarnya optimis.

Efek tersebut nyatanya telah dirasakan di Purwakarta selama dua periode kepemimpinan Dedi Mulyadi sebagai Bupati. Pembangunan infrastruktur berpengaruh terhadap mobilitas komoditas pangan dari desa ke kota. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah pun meningkat dibanding 10 tahun lalu.

Selain itu, kunjungan wisata ke kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat tersebut meningkat tajam. Dalam satu minggu, tidak kurang dari 20 ribu wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berkunjung.

Konsistensi Tata Ruang Wilayah

Akan tetapi, proses tersebut menurut Dedi Mulyadi bukanlah tanpa syarat. Dia menegaskan perlunya ketegasan tentang konsep tata ruang sebagai penunjang suksesi program tersebut.

Baca Juga  Peringati Hari Air, Jasa Tirta II Bikin Green Program di Waduk Jatiluhur

“Kita juga harus tegas, tata ruang tidak boleh kita ganggu. Wilayah hutan harus tetap menjadi wilayah hutan. Wilayah perkebunan harus dipertahankan. Begitu pun wilayah pertanian. Kanal industri harus mengalir dengan catatan tidak menimbulkan kesemerawutan,” tandasnya.

Pengabaian terhadap tata ruang kata dia akan melahirkan dampak yang bukan saja mahal melainkan menghancurkan. Kelumpuhan kehidupan ekonomi secara jangka panjang dapat saja terjadi di Jawa Barat.

“Kalau tata ruangnya diabaikan, maka bukan kemajuan yang kita dapat, tetapi kelumpuhan ekonomi. Makanya, pembangunan infrastruktur dan industri harus bersifat konstruktif bukan destruktif,” ujarnya.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY