Soal Penanganan Covid-19 Purwakarta, Diperlukan Kesadaran Bersama
PURWAKARTA, headlinejabar.com
2020 merupakan tahun yang cukup memberikan kesulitan berkepanjangan bagi seluruh masyarakat di seluruh dunia. Tak terkecuali di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Sejak awal kemunculan Covid 19, dari waktu ke waktu kasus penyebaran justru semakin meningkat.
Hingga saat ini, hampir semua wilayah masih cukup kesulitan mengendalikan penyebarannya. Termasuk di Kabupaten Purwakarta.
Berdasarkan data, hingga saat ini di Kabupaten Purwakarta secara rinci terdapat 591 orang kontak erat, 220 orang suspek, 438 orang terkonfirmasi dan 88 orang meninggal dunia.
Secara grafik, sejak Juli 2020 angka tersebut terus mengalami peningkatan hingga saat ini.
“Berkaca dari hal tersebut, tentunya harus menjadi bahan evaluasi bersama baik oleh pemerintah hingga masyarakat untuk sama-sama berkomitmen dalam menekan penyebaran kasus Covid-19,” kata Direktur Eksekutif Jala Samudera Institute Hamzah Zaelani Mar’ie MHan, Rabu (30/12/2020).
Menurut Hamzah, soal penanganan Covid-19, diperlukan kesadaran bersama semua elemen. Dalam hal ini, bukan hanya pemerintah tentunya.
“Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab besar. Dalam hal ini,
selain harus memastikan kebijakan penanganan dilakukan secara cepat dan tepat, pemerintah juga berperan penting dalam memberikan edukasi serta menjadi contoh dalam penerapan kebiasaan hidup sehat guna menekan penyebaran,” ujar Hamzah.
Sebagai contoh, belum lama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta melaksanakan kegiatan Festival Sate Maranggi di tengah peningkatan kasus Covid 19.
“Padahal, di lain kesempatan pemkab berulangkali mengiimbau agar masyarakat melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Hamzah.
Memang, dalam kegiatan tersebut Pemkab mengklaim, festival dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan. Termasuk melakukan rapid test kepada semua tamu undangan yang hadir.
“Akan tetapi, yang perlu dipahami oleh pemerintah ialah kegiatan ini justru tidak memberikan contoh baik bagi masyarakat dan justru menimbulkan opini yang kurang baik,” ujarnya.
Kejadian ini sekedar contoh bahwa untuk meningkatkan komitmen bersama dalam penanganan Covid-19, pemerintah harus memberikan contoh baik kepada masyarakat.
Jangan sampai, kata Hamzah, kebiasaan kegiatan seremonial semacam ini justru membuat masyarakat antipati dan tidak menghiraukan imbauan pemerintah dalam menahan diri untuk meminimalisir aktifitas yang menimbulkan kerumunan.
Oleh karena itu, menjelang tahun 2021 rasanya ada banyak hal yang perlu dievaluasi terkait penanganan Covid 19 kedepannya
Darimulai strategi, koordinasi, hingga pola komunikasi untuk meningkatkan awareness masyarakat dalam menjaga kesehatan ketika beraktifitas.
“Jangan sampai, imbauan pemerintah kepada masyarakat justru tidak dihiraukan akibat dari perilaku pemerintah itu sendiri yang tidak memberikan contoh dalam menjalankan setiap kegiatannya,” ujar Hamzah.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Purwakarta, Iyus Permana mengatakan, optimisme Purwakarta akan segera pulih dari Covid-19 terus bergelora. Hal ini sebagai bukti bahwa penanganan Covid-19 di Purwakarta cukup efektif.
“Angka kesembuhan kita 80 persen, cukup besar. Sementara persentase kematian menurun dari 4,2 ke 3,4 persen,” kata Iyus.
Pemkab Purwakarta juga mulai mengontrak tempat isolasi baru di Kawasan Industi Kota Bukit Indah. Selain itu, Iyus ingin mengklarifikasi soal pelaksanaan Festival Maranggi yang sempat jadi kegaduhan.
“Sebetulnya itu dilaksanakan sudah menaati protokol kesehatan. Pengunjung yang masuk ke arena festival, melalui serangkaian rapid test antigen,” ujar Iyus.
Hasil dari rapid test antigen, semua orang yang masuk arena festival tidak ada yang reaktif. Namun, soal kerumunan publik berhak menilai.
“Antisipasi kerumunan memang susah, kita hanya melindungi kerumunan itu dengan memastikan semua aman, dibatasi dengan prokes seperti rapid test antigen,” kata Sekda Purakarta ini.
Pelaksanaan Festival Maranggi juga tidak lama, cuma berlangsung dua jam. “Jam 10 pagi sudah beres,” kata dia.
Intinya, melalui Festival Marangi, Pemkab Purwakarta berupaya menumbuhkan kembali ekonomi yang mengalami kelesuan akibat dampak dari pandemi.
“Meski ada kesan berkerumun, tapi, soal festival itu sudah terlindungi dengan adanya rapid test antigen yang hasilnya tidak ada yang reaktif,” ujar Iyus.
Selama sepekan ke depan, tidak akan ada lagi aktivitas yang menimbulkan keramaian. Iyus tak menghendaki ada lagi peristiwa serupa kedua kalianya.
“Penilaian dari publik berbeda. Dan kami menyadari itu. Niat baik yang kami lakukan, dinilai lain-lain,” ujar dia.
Terakhir Iyus mengupas soal efektivitas refocusing APBD 2020 untuk penanganan Covid-19. Dari Rp146 miliar refocusing, terpakai sebesarp Rp40 miliar.
“Sisanya sudah dikembalikan ke anggaran semula. Soal pelaksanaan anggaran refocusing, kami menilai cukup efektif,” ujar dia.(dik)