95 Persen Masyarakat Indonesia Tolak ISIS

Foto : Bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mayoritas masyarakat Indonesia menolak keberadaan organisasi radikal tersebut. Sumber, istimewa

JAKARTA, headlinejabar.com

Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis hasil surveinya terhadap 1.220 responden di seluruh dunia dengan usia minimal 17 tahun  dalam waktu penelitian 10-20 Desember 2015. Berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas masyarakat Indonesia menolak keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). 

Baca Juga  Penyaluran DAU 169 Daerah Ditunda

Mereka menganggap ISIS merupakan ancaman bagi semua agama di Indonesia. Waktu penelitian dilakukan pada 10-20 Desember 2015. Dari data tersebut dinyatakan, penolakan terhadap ISIS terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Angkanya juga meningkat dari tahun sebelumnya. 

“Sebanyak 95 persen warga Indonesia yang mengetahui ISIS menyatakan organisasi tersebut tidak boleh ada di Indonesia,” kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2016 seperti dilansir tempo.co.

Baca Juga  2018 Distribusi Dana Desa Pakai Pola Baru

Meski survei ini menunjukkan hampir semua menolak ISIS, masih ada segelintir ‎masyarakat Indonesia yang menerima kehadiran organisasi itu. Bahkan mereka juga sepakat dengan perjuangan yang dilakukan ISIS. 

Temuan ini, menurut Djayadi, juga sejalan dengan yang dilakukan lembaga riset global, yang bermarkas di Amerika Serikat, Pewresearch.  “Walaupun saat itu belum terjadi serangan bom Thamrin, data ini setidaknya sudah mewakili sikap masyarakat Indonesia terhadap ISIS,” ungkap dia.

Baca Juga  MoU Jasa Tirta II-BPKP Perkuat Akuntabilitas dan Tata Kelola Korporasi

Secara umum, SMRC menyatakan, selain menimbulkan korban dan ketakutan, gerakan terorisme pada dasarnya untuk memikat simpati publik. Dia mencontohkan, aksi teror yang terjadi pada 2001 di Amerika Serikat. Akibat teror itu, Amerika kemudian menyerang Afghanistan dan Irak. Momen inilah yang dijadikan organisasi teror untuk membenarkan klaim mereka bahwa negara barat memusuhi Islam.(tempo/red)