BLH Jawa Barat Diminta Publikasikan Pabrik Pencemar Sungai Cilamaya

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Sungai Cilamaya yang mengalir melewati tiga kabupaten di Jawa Barat disinyalir telah lama tercemar oleh limbah pabrik perusahaan yang ada di wilayah tersebut. Terkait persoalan ini Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi angkat bicara.

Dedi meminta Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat mempublikasikan perusahaan mana yang telah melakukan pencemaran lingkungan di sungai yang melewati wilayah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang itu.

Saat ditemui di lokasi kegiatan Bakti Manunggal Siliwangi Satata Sariksa (BMSSS) Desa Ciparungsari Cibatu,  Dedi tersebut mengatakan pihaknya secara kedinasan telah bertanya kepada Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat mengenai perusahaan mana yang sesungguhnya telah melakukan pencemaran.

“Gini loh, ini penting untuk dikonfirmasi secara formal karena kalau kita bertanya ke Subang, katanya perusahaan dari Purwakarta yang melakukan pencemaran. Saya konfirmasi ke perusahaan itu katanya dari Subang yang melakukan pencemaran,” kata Dedi.

Maka agar tidak menjadi polemik, Dedi meminta Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat segera mengumumkan pelaku pencemaran itu. “Perusahaan apa dan berasal dari daerah mana,” kata Dedi kepada awak media.

Dedi dengan tegas mengatakan apabila terbukti perusahaan di Purwakarta yang melakukan pencemaran lingkungan tersebut, dirinya tidak akan segan untuk melakukan tindakan. Perusahaan tersebut telah merugikan kepentingan masyarakat luas terutama para petani.

“Kalau diumumkan kemudian didapati perusahaan dari Purwakarta yang melakukan itu (pencemaran, red) saya akan mengambil tindakan tegas. Tetapi sebelumnya harus objektif dulu telaahnya, ini menyangkut kepentingan masyarakat, kasihan dirugikan terus, banyak petani yang membutuhkan air untuk mengairi sawah dan ladang mereka di sepanjang Daerah Aliran Sungai Cilamaya ini,” tegas Dedi.

Sungai Cilamaya sendiri selama ini memang diketahui mengaliri sawah dan ladang para petani di Purwakarta, Subang dan Karawang. Akibat pencemaran yang selama ini terjadi, mereka kesulitan mendapatkan pasokan air yang layak untuk tanaman mereka. Kondisi ini berimbas pada hasil penan para petani di sepanjang aliran sungai tersebut yang selalu buruk dalam beberapa tahun terakhir.(*)

Editor : Dicky Zulkifly