Hari Gizi Nasional, Pemkab Purwakarta Gelar Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, memperingati Hari Gizi Nasional ke-62 dengan menggelar Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas.
Diperingati setiap tanggal 25 Januari, di tahun 2022 ini, Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas menjadi tema penting dalam peringatan Hari Gizi Nasional.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, Yayat Hidayat mengatakan, selain upaya pemerintah, keluarga terutama ibu berperan penting dalam mencegah anak stunting dan obesitas.
Hari Gizi dan Makanan Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, Kata Yayat, diharapkan dapat terus membangun kebersamaan masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan melalui menu gizi seimbang.
“Program penanggulangan stunting dan gizi buruk merupakan program prioritas pemerintah sehingga mendapat penanganan serius. Terbukti di tahun 2021 ada penurunan angka stunting dan gizi buruk yang cukup signifikan,” ucap Yayat, Selasa (25/1/2022).
Kata dia, saat ini pihaknya akan mengerahkan, 2304 Tim Pendamping Keluarga upaya pencegahan dini sebagai penanggulangan stunting.
“Pendamping keluarga ini akan memberi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mulai dari edukasi prakonsepsi untuk calon pengantin. Saat ini memang kita berfokus pada remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Yayat.
Dijelaskannya, pada usia remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan dengan tujuan memperkuat intervensi sehingga masalah gizi dari anak yang dilahirkan dapat ditekan sedini mungkin.
Kemudian, sambung dia, di saat hamil, DPPKB Kabupaten Purwakarta memberikan pendampingan agar calon ibu mendapat nutrisi sehat, dan mengingatkan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali.
Selanjutnya, kata Yayat, ketika ibu telah melahirkan disarankan untuk segera ber-KB untuk mengatur jarak kelahiran, supaya ibu dan akan sehat termasuk pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan pertama. Kemudian, memberikan makanan tambahan pendamping ASI untuk balita 6-2 tahun.
“Itu langkah-langkah yang dilakukan untuk pencegahan stunting supaya keluarga- keluarga betul-betul kondisi anak sehat dan ibunya sehat,” ucapnya.
Tak hanya itu, sambung dia, upaya mencegah stunting atau kondisi kurang gizi kronis yang ditandai tinggi badan tidak normal pada anak, bisa dimulai sejak perempuan atau calon ibu berusia remaja.
Menurut Yayat, bukan hanya sejak anak berusia 1.000 hari pertama, para perempuan yang nantinya manjadi calon ibu juga sebelumnya harus cukup asupan gizinya, termasuk zat besi, agar tidak terkena anemia pada masa remaja hingga saatnya mereka hamil dan melahirkan anak.
“Kalau mau mencegah stunting, mulai dari sebelum hamil, sekarang harusnya jadi primer. Perbaikan gizi perlu dilakukan untuk mencegah stunting dan obesitas. Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur. Tujuan dari peringatan ini adalah agar masyarakat menyadari pentingnya asupan makanan bergizi bagi tubuh,” kata Yayat.