Presiden Jokowi Jelaskan Strategi Pembangunan Masyarakat Indonesia di Korea Selatan

KORSEL, headlinejabar.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkejut saat mengetahui jumlah masyarakat Indonesia yang hadir untuk bertemu dengan beliau mencapai sekitar 1300 orang. Sebagaimana diketahui, agenda pertama kunjungan Presiden ke Korea Selatan (Korsel) ialah bertemu dengan diaspora dan masyarakat Indonesia di Crystall Ballroom, Hotel Lotte, Korea Selatan, Senin (16/5/2016). Saat agenda itulah Presiden menyatakan keheranannya.
“Saya kaget yang nunggu kok banyak sekali. Biasanya kalau saya ke negara lain, cuma 300-500 orang, paling banyak 800 orang, di sini 1300 orang, enggak tahu kenapa kok banyak sekali,” kata Jokowi.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sekali lagi, Presiden menyampaikan pentingnya suatu negara untuk dapat berkompetisi di era persaingan global.
“Saya mau bicara masalah tantangan yang akan dihadapi. Kita tahu semuanya bahwa ekonomi global jadi yang ditakutkan semua negara. Persaingan untuk memperebutkan investasi, uang, negara, semakin hari kompetisinya semakin kuat,” ujar Presiden.
Namun demikian, Presiden Jokowi tidak ingin Indonesia begitu saja menyerah dalam persaingan. Presiden menjelaskan kepada masyarakat Indonesia yang hadir mengenai strategi yang sedang ditempuh pemerintah guna menghadapi persaingan ke depannya.
“Baik, kita atur strategi: sederhanakan pelayanan perizinan dan tarik investasi dengan lahan yang kita punya. Itu belum cukup! Negara lain melakukan hal yang sama,” jelasnya.
Presiden kemudian menambahkan, apapun tantangannya, masyarakat Indonesia harus tetap optimis. Walaupun negara lain saat ini juga melakukan hal yang sama dan berkompetisi dengan negara-negar lain, Presiden berharap semangat masyarakat Indonesia tidak luntur dalam menghadapi persaingan.
“Tapi apapun tantangannya, saya selalu sampaikan ke masyarakat, birokrasi, menteri-menteri, bahwa apapun itu kita harus tetap optimis. Jangan karena menghadapi rintangan malah kita kendor,” tukas Presiden.
Lebih jauh, Presiden menjelaskan bahwa dengan adanya persaingan, kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan justru akan meningkat. Menurut Presiden, persaingan bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Presiden pun mencontohkannya dengan beberapa kasus yang pernah terjadi sebelumnya.
“Coba kita lihat tahun 1975, Bank BNI begitu jam 1 siang sudah tutup. Dulu Bank tidak ada pesaingnya. Begitu persaingan dibuka, coba lihat sekarang. Tanya pegawai BNI atau BRI, jam 10-11 malam baru pulang,” Presiden memberikan contoh.
Demikian pula yang terjadi dengan maskapai penerbangan Garuda. Presiden menceritakan, sekitar tahun 1980-an Garuda Indonesia tidak memiliki kompetitor, namun begitu persaingan dibuka dan terdapat 70 airlines baru, Garuda Indonesia semakin berbenah.
“Seragam bagus, pelayanan bagus, masuk peringkat 7 terbaik di dunia. Karena ada pesaing. Inilah yang kita ingin hadirkan di negara kita,” tambahnya.
Baca Juga  IPDN Anugerahi Doktor Honoris Causa kepada Megawati