Belajar dari Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi Minta Simpatisan Jokowi-Ma’ruf Hindari Euforia

Foto: Belajar dari Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi Minta Simpatisan Jokowi-Ma’ruf Hindari Euforia

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta seluruh elemen tim dan pendukung Jokowi menghindari euforia. Hal ini berkaca pada fenomena Pilgub Jawa Barat. Euforia tersebut malah menegasikan konsolidasi aktif di lapangan.

Ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut menyampaikan hal itu sebelum bertolak menemui buruh PT Il Jin Sun Purwakarta. Tepatnya, di area Gedung Kembar, Jalan KK Singawinata, Purwakarta, Senin (15/10/2018).

“Harus belajar pada Pilgub Jabar kemarin. Mereka memiliki gerakan yang tidak nampak, tetapi hasilnya nampak. Jadi, jangan terlalu euforia. Apalagi mereka memiliki jaringan dan pengelolaan isu yang kuat,” katanya.

Baca Juga  Hadirkan Dedi Mulyadi, Apdesi Purwakarta Tampik Diskusi Bermuatan Politik

Penataan strategi pun akan segera dilakukan oleh Mantan Bupati Purwakarta dua periode tersebut. Dia siap mengkonsolidir relawan sampai ke unit sosial terkecil dalam satu komunitas masyarakat.

“Fokusnya ke wilayah teritorial, itu kita kuatkan. Kebutuhan publik harus terjawab oleh relawan. Jadi, tidak perlu banyak kumpul-kumpul yang bersifat seremonial,” ujarnya.

Koordinasi bersama Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf sudah jauh-jauh hari dijalin. Menurut Dedi, hal itu dalam rangka menguatkan pola pemenangan dari pusat sampai ke tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Baca Juga  Positif Nyabup, Sekda Purwakarta Pamitan ke Dinas

“Kita ingin kampanye itu ada di unit sosial tingkat TPS. Ada tim terlatih sampai ke tingkat TPS yang mengkonsolidir suara dengan baik. Saya kira itu lebih efektif, ada uang Rp1 Juta mah kan lebih baik ngaliwet daripada bikin acara,” tuturnya.

Mengurai Segmentasi Konstituen

Berdasarkan data tim internal, Dedi mengatakan bahwa segmentasi pemilih Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat sangat berwarna. Karena itu, dibutuhkan cara berbeda untuk melakukan penguatan di masing-masing segmen tersebut.

Menurut Dedi, identitas partai pengusung dalam hal ini menjadi penting. Masing-masing partai melakukan pendekatan sesuai identitas partai yang dimilikinya. Dedi mencontohkan PKB dan PPP yang bisa masuk ke dalam segmentasi pemilih muslim.

Baca Juga  Zalu Ditanya Soal Kesemrawutan Pasar Rebo Purwakarta

Kemudian PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PSI, PKPI dan Perindo bisa mengolah pemilih dengan basis nasionalis moderat.

“Semua elemen bergerak menjaga dan memperluas basis konstituennya. Pertama berdasarkan basis ideologi, kemudian berdasarkan wilayah-wilayah binaan,” katanya.

Terkait wilayah binaan tersebut, menurut dia, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir sudah memberikan arahan.

“Pesan beliau, seluruh aspek harus terpetakan dengan baik. Fokus bekerja untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf,” ujarnya. (rls/eka)