Mak Eli Tak Pernah Bermimpi Dibangunkan Rumah oleh Bupati Purwakarta

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersama Mak Eli (50) yang tinggal seorang diri di sebuah gubuk berukuran 4×6 meter di daerah Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bupati Dedi datang langsung untuk memperbaiki gubuk tempat tinggal Mak Eli. Sumber, istimewa Tri Ispranoto/detikcom

SINAR matahari yang menyengat tak meluluhkan Mak Eli (50) untuk melakoni pekerjaannya sebagai buruh serabutan hanya sekedar untuk menghidupi dirinya yang tinggal seorang diri di sebuah gubuk berukuran 4×6 meter di daerah Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Mak Eli yang telah ditinggal mati suaminya itu kaget bukan kepalang saat dia disuruh pulang oleh tetangganya. Bukan karena kabar duka, melainkan Mak Eli pulang dengan kabar gembira karena rumahnya didatangi Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, untuk memperbaiki rumahnya.

Baca Juga  Motor Dinas Polisi Disulap Jadi Perpustakaan Keliling di Sumedang

“Mak, iyeu ku saya bade dibenerkeun bumina (Bu, ini mau saya benerin rumahnya),” tutur Bupati Dedi.

“Alhamdullilah aya keneh nu paduli ka Emak (alhamdullilah masih ada yang peduli ke Ibu),” ucap Mak Eli dengan berlinang air mata.

Selama ini Mak Eli tinggal seorang diri di rumah gubuk yang terbuat dari kayu itu. Dia telah ditinggal mati suaminya dan hidup seorang diri tanpa anak. Mak Eli yang sehari-hari menjadi buruh serabutan itu pun hanya berpenghasilan Rp300 ribu per bulan.

Meski dirasa Mak Eli uang tersebut cukup untuk sekedar makan sehari-hari namun tak jarang dia mendapat bantuan dari para tetangganya yang masih satu saudara dengannya. “Alhamdullilah uangnya masih bisa buat makan sehari-hari,” kata Mak Eli pada detikcom.

Baca Juga  Kisah Bocah Putus Sekolah Asal Cikalong Wetan di Waduk Jatiluhur

Namun seiring waktu, pendengaran Mak Eli pun berkurang sehingga sudah jarang ada orang yang memberikannya pekerjaan. Bahkan kini dia pun hanya berpegangan sebagai buruh bersih-bersih di sekitar Waduk Jatiluhur untuk sekedar mencari tambahan.

Dalam proses perbaikan itu Pemkab Purwakarta akan membedah rumah Mak Eli menjadi layak huni dengan luasan tipe 21. Selain itu rumah pun akan dilengkapi instalasi listrik, kamar tidur, toilet, dan dapur.

Untuk menjaga keaslian dan tradisi sekitar maka rumah akan tetap dengan bentuk aslinya yakni berupa rumah panggung seperti rumah masyarakat Sunda dulu.

“Dari data yang ada ada sekitaar 23 ribu dalam kondisi kurang layak huni. Untuk itu kami sudah ada anggaran untuk memperbaikinya secara bertahap. Anggarannya mencapai Rp 20 juta untuk satu rumah,” jelas Bupati Dedi.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Lunasi Biaya Kepulangan TKI Overstayer di Jeddah Arab Saudi

Pada tahun ini rencananya sekira 3 ribu rumah kurang layak huni akan dibenahi. Sementara sisanya akan secara bertahap dilakukan pembenahan dengan penyesuaian anggaran di tahun-tahun berikutnya. “Daerah terbanyak yakni di Tegalwaru dan Plered,” ungkapnya.

Saat proses bedah rumah berlangsung sejumlah orang dari Pemkab Purwakarta dibantu para tetanga Mak Eli langsung membongkar rumah yang telah dikosongkan isinya. Terlihat Bupati Dedi pun memberi komando para pekerja bahkan turut membantu proses bedah rumah.

Selain mendapat bantuan bedah rumah, Bupati Dedi pun memberikan sejumlah uang pada Mak Eli untuk membeli beberapa ekor ayam dan membuat kandangnya agar bisa menambah penghasilan dari hasil ternak.(detik/red)