Bupati Purwakarta Rogoh Uang Pribadi Bantu Bah Kadim

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Sungguh memprihatinkan nasib laki-laki paruh baya ini. Di usianya yang genap 80 tahun, Kadim warga Kampung Cipinang RT 03 RW 01 Desa Cipinang Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjalani masa tua dengan tinggal di gubuk berukuran 3 x 3 meter. Ironisnya, rumah yang ia tempati  berdinding bilik serta berlantai tanah.

Dalam keadaan sebatang kara, masa tuanya Kadim diurus oleh tetangganya yang setiap hari mengantar makanan dan membantu keperluan Kadim untuk buang air.

“Kalau lumpuhnya kurang lebih sudah tujuh tahun, ya tinggalnya di gubuk ini, makan kadang banyak yang ngasih, kalau sehari-hari ada yang ngurus namanya Itoh,” ujar Ita tetangga Kadim, Selasa (22/3/2016).

Baca Juga  Tiang Reklame Mau Rubuh Mayarakat Minta Pemerintah Turun Tangan

Sedangkan kedua anak Kadim, hari ini tidak tahu keberadaannya bahkan menurut tetangga sudah lama anak-anaknya meninggalkan bapaknya karena ada permasalahan keluarga. “Kalau anaknya ada dekat daerah sini, tapi tidak begitu akur sama bapaknya,” tambah Ita.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mengetahui ada warganya hidup dalam kesusahan, langsung mendatangi rumah Kadim bahkan rasa prihatin dan kesedihan terlihat dari raut wajahnya. “Tolong panggil orang yang biasa ngurus abah Kadim ini kita urus si abah,” kata Dedi.

Baca Juga  Kades Cikaobandung dan PT Wika Sama-Sama Akui Kebenaran Dana Kompensasi Rp75 Juta

Setelah bertemu dengan Itoh (40) wanita yang selama ini mengurus Kadim. Dedi memberikan bantuan berupa uang untuk kebutuhan sehari hari, peralatan rumah tangga seperti kasur dan tikar, biaya untuk membangun rumah beserta toilet bersih serta uang sewa tanah milik Itoh.

“Ya awalnya saya mendapat informasi dari SMS Center, untuk abah Kadim saya bantu dari uang pribadi saya dan teman-teman dan ibu itoh saya harap dengan ikhlas jaga si abah ya,” ujar Dedi.

Baca Juga  Emoh Urus Lingkungan, Aparat Desa di Purwakarta Tak Akan Terima Gaji

Namun Dedi sangat menyayangkan sikap dari kedua anak Kadim. Yang tega membiarkan orang tuanya dalam kondisi sakit lalu hidup sebatang kara.

“Ini menjadi pembelajaran, bagaimanapun seorang anak terhadap orang tua. Harusnya tidak membiarkannya apalagi dalam kondisi sudah tua dan sakit. Apalagi abah Kadim ini kan lumpuh dan tidak bisa melihat,” tutup Dedi.(ays/dzi)